Perintah - Janji

Oke, kita semua suka sama berkat Tuhan, kita smua suka sama janji Tuhan, karena janji Tuhan itu sangat indah, ya dan amin
Pertanyaan berikutnya untuk kita semua : seberapa banyak kita suka sama perintah Tuhan? seberapa banyak kita semua suka sama pribadiNya Tuhan?

Dalam Alkitab ada sebuah kejadian yang mungkin bisa jadi gambaran untuk kita semua :
10 orang kusta datang kepada Tuhan Yesus
Tuhan Yesus memberikan perintah kepada mereka
Di tengah-tengah mereka melakukan perintah tersebut, tiba2 mereka sembuh, 10 orang tersebut sembuh
Berapa banyak yang kembali kepada Yesus untuk "sekedar" berterima kasih?
1 orang
sisanya? Ngga tahu ada dimana
Kisah ini bisa kita baca di Lukas 17:12-19

Dari 10 orang, 9 orang begitu menerima berkat, ya udah itulah tujuan utamanya, sehingga setelah mendapatkan hal tersebut, rasanya mereka udah ngga perlu lagi lakukan apapun, toh tujuannya sudah tercapai

Seharusnya kita lebih mencintai pribadi Tuhan daripada mencintai berkat Tuhan (I know this is easy to say...)

Saya bukannya ngajak "alergi" sama berkat
Tapi orang Kristen seharusnya tidak mengutamakan berkat, dan juga tidak anti kepada berkat
Orang Kristen itu seharusnya dikejar berkat
Biarkan berkat mengutamakan kita, dan kita mengutamakan Kristus
"Tinggal didalam Aku, apa saja yang kamu minta kamu akan dapat"

Alkitab sebenarnya selalu berisi 2 bagian : yaitu perintah dan janji

contoh ayat :
Matius 6
33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
biru adalah perintah : carilah dulu kerajaan Allah dan kebenarannya
maka
merah adalah janji : semuanya itu akan ditambahkan kepadamu
janji itu otomatis akan terpenuhi (karena ini Tuhan yang janji) apabila perintahNya kita jalankan

kalau kita memahami hal ini, maka sebenarnya kita ngga perlu terlalu sering/terlalu fokus untuk "kotbah" tentang janji Tuhan, seharusnya kita lebih fokus kepada perintah Tuhan
why? Karena Tuhan ngga akan pernah ingkar janji, manusialah yang sering ngga taat sama perintahNya
buang-buang energi apabila kita fokus untuk "mengingatkan" Tuhan pada janjiNya padahal sudah sangat terbukti bahwa Dia tak pernah ingkar janji

Kita ke gereja seharusnya supaya kita semakin taat sama Tuhan, bukan sekedar minta berkat saja
Kita yang seharusnya taat sama Tuhan Yesus, bukannya kita yang sering ingetin Tuhan akan janjiNya seolah2 Tuhan itu ada dibawah kita
Orang yang ngga suka perintah Tuhan, ngga pernah mengerjakan perintah Tuhan tapi suka sekali "mengingatkan" Tuhan akan janjiNya itu mungkin secara ngga sadar telah "memerintah" Tuhan

Tuhan kau janji hidupku akan begini, kau janji hidupku akan begono, tertulis di Alkitab lhooooo, bla bla bla
why kok begini sekarang?
lalu kita doaaaaaa tiap hari supaya seolah2 Tuhan "ingat" akan janjiNya untuk memberkati umatNya...
Apakah itu karena Tuhan yang ingkar janji? Atau kita yang emang ngga hidup dalam perintahNya?
harusnya kita cek diri kita terlebih dulu sebelum "asal klaim"

Daud bersaksi dalam Alkitab "Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti"
orang benar itu hidup berkecukupan, apabila kita hidupnya tidak berkecukupan, seharusnya kita cek diri kita sudah jadi orang benar atau belum, bukannya malah merengek minta janji tersebut dipenuhi dalam hidup kita

------

Ilustrasi :

Anggap kita punya pembantu rumah tangga (PRT)
kita kasih perintah kepada pembantu itu :
1. rumah harus bersih, sesuai standar saya
2. masak ngga boleh pakai msg
3. semua baju harus disetrika, termasuk baju tidur
lalu kita kasih janji : kalau kamu melakukan semua hal ini, tahun depan gaji kamu naik dan saya belikan kamu motor

nah sekarang coba renungkan, perintah saya kepada pembantu itu adalah KESUKAAN KITA atau KESUKAAN DIA?
Kesukaan kita kan? mungkin kalo kesukaan dia mah :
1. rumah gpp ngga terlalu bersih (krn dianya sendiri emg orgnya agak jorok)
2. masak kalo enak ya harus pake msg laaaah
3. masa baju tidur aja harus disetrika? ahhhh berlebihan ituuuu

teman, begitulah Tuhan sama kita
perintah Tuhan itulah kesukaan Dia, mungkin itu bukan kesukaan kita dan bahkan sangat bertentangan dengan keinginan kita
tapi ketika kita melakukan perintah Dia, sebenarnya kita sedang melakukan apa yang Dia suka
dengan demikian kita sebenarnya sedang "menyukakan hati Tuhan"

Nah gimana jadinya kalau pembantu kita itu ngga melakukan ketiga point perintah kita diatas? Suka ngga kita dengan pembantu tersebut?
Malah itu pembantu bukannya kerja malah tiap hari cuma nyanyi tentang janji kita
"Tuanku sangat baik, janjinya pasti ditepati, taon depan saya dapat motorrrr"
dia nyanyikan lagu itu di ruang tamu, di dapur, di toilet rumah kita...
kita sebagai tuan rumah, dengerin nyanyian itu senang atau eneg? terhibur atau tersiksa?
udah gitu setelah 1 taon dia dateng kepada kita dan nagih janji kita...
apa yang akan kita lakukan? boro2 ngasih motor, kalau bisa ya kita pecat dia
begitu toh?
bayangkan kalau kita begitu sama Tuhan, ngga pernah peduli sama perintahNya, tapi setiap hari doa dan nyanyi tentang janjiNya...
gimana perasaan Tuhan pada waktu dengar nyanyian (yang katanya penyembahan kita)? Gembira atau sedih?
makanya Alkitab jelas menuliskan di hari terakhir ada yang ditolak Tuhan karena Tuhan ngga mengenal mereka, meskipun mereka ngakunya kenal Tuhan dan bahkan merasa sudah melakukan "pekerjaan hebat" untukNya

Nah sekarang kita balik, apa yang terjadi kalau pembantu tersebut menerima perintah kita dengan baik, mengerjakan perintah kita dengan baik, tapi lalu dia LUPA sama janji kita?
dia mengerjakan 3 point perintah tersebut dengan baik, ngga pernah ngoyo2, ngga pernah nagih janji ke kita karena dia pun lupa kita pernah janji demikian
sampai tiba waktunya (setahun kemudian), apa yang kita lakukan?
so pasti kita akan belikan dia motor sesuai janji, gaji naik, dan kalau ada berkat lebih bolelah tambahin bonus lagi
pembantu yang lupa akan janji kita pun itu tetap akan menerimanya, bahkan mungkin lebih
ini loh yang disebut "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia"

inilah iman yang benar toh, ketika kita melakukan perintah Tuhan sembari kita beriman bahwa hidup kita akan dicukupkan olehNya
kalau kita cuma mengimani janji Tuhan saja, bisa jadi itu ngotot, bukannya beriman

Abraham adalah bapa orang beriman
kapan dia dapat predikat demikian? apakah pada waktu dia mendengar janji Tuhan bahwa keturunannya akan seperti bintang di langit dan pasir di laut?
ataukah pada waktu dia taat sama perintah Tuhan? melangkah pergi ke gunung dan mengacungkan pisau kepada anaknya yang terikat?
saya yakin saat Abraham taat sama perintah Tuhan, pada saat itulah dia disebut Bapa orang beriman
Dia melakukan perintah Tuhan sambil beriman "walaupun anakku satu2nya mati, Tuhan tetap sanggup melaksanakan janjiNya yaitu membuat keturunanku banyak"
itulah iman yang benar
iman yang benar ngga pernah berfokus kepada janji Tuhan saja tapi mengabaikan perintahNya, iman beginian modelnya "maksa", pokoknya percaya kamu menerimanya, dan Tuhan seolah2 harus "taat" karena itu janjiNya
iman yang benar itu melakukan perintah Tuhan sembari percaya janjiNya pasti digenapi
itulah kenapa Yakobus menyatakan iman tanpa perbuatan = mati

Lupa akan janji Tuhan ngga terlalu masalah, karena Tuhan ngga pernah lupa akan janjiNya
ingatlah selalu akan perintah Tuhan, karena manusialah yang sering melupakan perintah Tuhan

Yohanes 14
15. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

Tuhan Yesus memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Agung - Song of Solomon - Kisah Cinta Gadis Sulam

Seri Kehidupan Kekal 1 - Tempat Tinggal Setelah Sorga? Ukuran Yerusalem Baru

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan