Ishak-Ribka-Yakub, menipu sesuai rencana Tuhan?

Kisah Ribka yang "memaksa" Yakub untuk menipu Esau demi mendapatkan berkat kesulungan dari Ishak adalah kisah yang cukup terkenal di kalangan keKristenan

Kisah ini bisa kita baca di Kejadian 27-28 (disarankan baca dahulu sebelum melanjutkan)


singkatnya begini :

Ishak menyuruh Esau untuk berburu supaya setelah itu Ishak akan memberkatinya
Saya pribadi meragukan hal ini sesuai dengan perintah Tuhan, Ishak mestinya tahu bahwa dari sejak Esau-Yakub lahir, yang tua akan jadi hamba yang muda sesuai firman Tuhan :

Kejadian 25
23. Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda."

kenapa Ishak sepertinya bersikeras untuk memberkati Esau dengan berkat yang sulung? dan bahkan dengan bumbu2 bahwa dia akan segera meninggal (biasanya orang yang dekat dengan Tuhan tahu persis kapan dia akan meninggal, tidakkah janggal bahwa Ishak sepertinya "mendahului" Tuhan? kita tahu Ishak masih hidup 14 tahun kemudian setelah Yakub kembali dari Laban), mungkin karena "favoritism", Ishak lebih sayang Esau daripada Yakub, sedangkan Ribka lebih sayang Yakub

Kejadian 25
28. Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Ribka mendengar hal ini dan karena Ribka tidak suka dengan istri2 Esau dan Ribka lebih mengasihi Yakub maka dibuatlah rencana untuk menipu Ishak supaya Yakub yang diberkati terlebih dahulu
Sebelum peristiwa ini Esau memang telah "menjual" hak kesulungannya kepada Yakub dengan harga semangkuk kacang merah

Ada yang bilang bahwa kejadian penipuan ini memang "rencana Tuhan" buat Yakub, itu adalah memang caraNya supaya Yakub dapat berkat kesulungan itu


benarkah demikian?

well, saya dulu berpikir demikian, tapi sekarang rasanya saya tidak setuju dengan penafsiran tersebut

think about this :

Ishak tentunya adalah orang yang sangat dekat dengan Tuhan
apakah dia bisa mendengar suara Tuhan? pasti bisa
apakah Ishak taat sama suara Tuhan? wooohhh udah pasti donggg
Apakah kalau Ishak ingin memberkati Esau dengan berkat sulung dan Tuhan ngga setuju dengan rencananya itu, Tuhan tidak berkuasa untuk bicara dengannya? atau menentangnya?
kalo gini kepikiran gak, kenapa harus menipu orang yang memang sudah taat sama Tuhan?
bisa jadi juga semua ini terjadi karena egonya Ishak yang memaksakan untuk memberkati Esau lebih daripada Yakub, padahal rencana Tuhan tidak demikian

Terkadang kita gini loh... maunya maksa Tuhan ngikuti cara kita... lalu kita dapat konsekuensi karenanya... tapi lalu kita bilang itulah cara Tuhan memberkati kita, lewat kesusahan dan penderitaan...


benar atau tidak?


saya selalu meyakini prinsip ini :

jika memang kita mau mendapatkan sesuatu dari Tuhan dengan baik (apapun itu, sebutlah berkat, pasangan hidup, masa depan, dsb)
ngga ada satupun Firman Tuhan yang akan dilanggar pada prosesnya
ngga mungkin Tuhan memberikan sesuatu kepada kita SAMBIL melanggar FirmanNya, itu absurd

kita bisa lihat konsekuensinya yang dialami Yakub setelah melakukan hal ini :

1. dia terpisah dari keluarganya
2. dia jadi dibenci oleh Esau
3. dia jadi orang asing di negeri lain dan terpaksa bekerja keras disana (sampai ditipu)
Ribka pun pada akhirnya harus berpisah dengan Yakub, anak yang dia kasihi, saya rasa ini sudah konsekuensi terberat yang bisa Ribka terima
apa ini rencana Tuhan? apakah Tuhan berkenan dengan perpecahan keluarga? saya rasa tidak
rancangan Tuhan selalu baik adanya dan mendatangkan damai sejahtera

Jikalau saja Ishak tidak memaksakan kehendaknya atau Ribka-Yakub mau sabar menanti, saya pikir Ishak pun tetap akan memberkati Yakub dengan berkat sulung, toh Ishak adalah orang yang taat sama Tuhan, seharusnya dia tidak akan ngotot memaksakan kehendaknya sendiri ketika Tuhan sudah berurusan pribadi dengannya


Esau pun yang melihat di depan mata bahwa itu adalah keputusan bapaknya pun pasti akan menerima, apalagi yang dia bisa lakukan?

Dengan demikian rencana Tuhan tetap berjalan dengan baik tanpa adanya keributan

Dengan Ribka-Yakub "memaksakan" cara mereka sendiri pada akhirnya mereka turut menerima konsekuensinya walaupun pada akhirnya rencana Tuhan supaya Yakub dapat berkat sulung pun terlaksana


Mana yang kita pilih?

Semestinya kehendakMu lah Tuhan yang jadi dan bukan kehendakku

Sejak Esau "menjual" hak kesulungan kepada Yakub saya pikir Tuhan pun sudah mau memberkati Yakub dengan berkat sulung, tapi jelas bukan dengan cara tipu-menipu seperti ini sehingga menimbulkan perpecahan keluarga


Kita bisa lihat Yakub pada akhirnya pun memberkati anak bungsu dari Yusuf dengan berkat yang sulung, Yakub menyilangkan kedua tangannya saat memberkati anak Yusuf, kenapa? Apakah karena Yakub maunya demikian? Tentu tidak, tentunya karena Yakub taat sama Tuhan, perlukah Efraim (anak bungsu Yusuf) menipu supaya dapat berkat sulung? Tidak perlu, karena Yakub adalah orang yang taat sama Tuhan

Dalam kehidupan sehari2 mungkin seperti ini :


Seorang boss ngotot bahwa ada proyek yang sangat menguntungkan di depan dan dia yakin itu berkat dari Tuhan padahal untuk mendapatkannya dia perlu untuk tipu sana tipu sini, suap sana suap sini, apakah itu benar dari Tuhan?

Kalau benar dari Tuhan, ngga perlulah melakukan sesuatu yang melanggar Firman Tuhan

Seorang anak muda yakin bahwa pasangannya itu adalah calon istrinya kelak, dia ngotot walaupun ditentang orang tuanya, mungkin kalau perlu kawin lari karena bagi dia lebih penting untuk taat sama Tuhan

mungkinkah itu benar dari Tuhan? kok caranya harus sampai ngga hormat sama orang tua?
Inilah yang harus kita pikirkan baik2 sebelum kita melangkah
Kalau memang benar dari Tuhan bukankah lebih baik menunggu hati orang tuanya berubah? Toh hati raja2 pun ditangan Tuhan, daripada nekat melanggar Firman "taatilah orang tuamu"

Kalau memang sesuatu itu berasal dari Tuhan dan Tuhan memang mau memberikannya kepada kita, pada prosesnya ngga akan ada satupun Firman Tuhan yang dilanggar


Cara kita yang kita "paksakan" untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan memang mungkin tidak merubah rencana Tuhan, itu semua kasih karunianya (walaupun mungkin juga bisa berubah), tapi dengan cara yang demikian mungkin kita akan menerima konsekuensinya


Namun Tuhan sanggup memulihkan segala sesuatu

Dia ngga pernah merancangkan sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup kita

Iman itu pada akhirnya ngga cuma percaya kepada Tuhan, tapi mempercayakan hidup kepada Tuhan


Tuhan Yesus memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Agung - Song of Solomon - Kisah Cinta Gadis Sulam

Seri Kehidupan Kekal 1 - Tempat Tinggal Setelah Sorga? Ukuran Yerusalem Baru

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan