Esensi Penyembahan

Tujuan utama dari penulisan artikel ini adalah untuk mengingatkan kita semua bahwa penyembahan itu esensinya bukan terletak pada "bentuknya"

Banyak dari kita, termasuk saya, terutama yang ada di gereja yang banyak "acaranya", akan fokus kepada "bentuknya" dan bukan "esensinya"

Kita berlomba-lomba bikin acara yang wow di gereja, kalo bisa yang paling wow di muka bumi ini.... Makanya secara ngga sadar kita pun ngajarin jemaat : pilihlah gereja yang paling wow, kalo bosen sama acara di gereja tertentu, cari yang fresh acaranya biar ga bosen

Pertanyaannya kita ke gereja nyembah Tuhan ato cari acara?
Kita bisa nyembah Tuhan ketika acaranya bagus saja atau dalam segala keadaan?

Saya ngga anti sama acara gereja, itu kreativitas yang Tuhan beri, tapi kalo esensinya kita ngga dapet, kalo kita kerjakan semua itu tanpa pengertian yang benar, maka itu cuma jadi panggung dan bukan mezbah, itu jadi pertunjukan dan bukan penyembahan

Apa yang saya tulis ini ngga khusus untuk imam penyelenggara kebaktian saja (WL, singer, dancer, sound, usher, dll), tapi juga untuk jemaat yang datang, meskipun mungkin memang ada porsi yang lebih besar untuk imam penyelenggara kebaktian

Apapun bentuk acaranya, yang harus ada adalah : ketulusan dan kekaguman akan Tuhan

Jangan fokus kepada pertunjukan, jemaat datang itu utamanya untuk menyembah Tuhan, jangan disuruh-suruh hal yang ngga penting seperti misalnya : tepuk tangan, salam kiri kanan bilang Tuhan baik, standar lah itu emang Tuhan pernah ga baik?

Tapi kan tepuk tangan itu untuk kemuliaan Tuhan?
Iya bener, kalo tepuk tangan itu tulus berasal dari kekaguman hati setiap pribadi akan Tuhan, kalo nggak kita cuman sedang latah aja, WL suruh tepuk tangan ya tepuk tangan

Sekarang gini deh, kamu bisa nggak menerima pujian dari orang yang kamu tahu dia cuma disuruh orang lain untuk memuji kamu?
Kalo kamu aja ngga bisa dipuji dengan cara demikian apalagi Tuhan yang melihat hati?
Apa gunanya nyuruh jemaat tepuk tangan kalo emang mereka ngga mau tepuk tangan kalo begitu?

Salam kiri kanan kan buat fellowship juga bro?
Teori, kenyataannya ada gak yang fellowship beneran dari cuma salaman 5 detik? Tar pulang juga lupa wajahnya
Itu ngga salah, tapi bukan waktunya, saat ibadah itu saatnya nyembah Tuhan, ada banyak waktu lain untuk fellowship, di persekutuan, sehabis ibadah misalnya

see? kita menyempalkan kegiatan yang ngga penting diwaktu dimana seharusnya kita bertemu dengan Tuhan secara pribadi
Pada waktu kita nyembah Tuhan, ya fokuslah kesitu, jangan ke yang lain

Jangan bikin jemaat jadi penonton, seolah-olah mereka nonton lagi nonton pertunjukan
Makanya kita terbeban bikin acara yang wah kalo mikirnya begitu
Sadarilah bahwa, sorgalah penontonnya, bahkan mungkin ketika manusia menyembah, malaikat itu disuruh diam, karena manusia ditebus, malaikat tidak

Ketika kita menyembah, kita sedang lakukan apa yang Tuhan ngga bisa lakukan
apa itu? Dia ngga bisa nyembah diriNya sendiri

Untuk para penyelenggara kebaktian, terutama pemimpin kebaktian atau Worship Leader (WL) :
Jangan fokus untuk bawa mereka menyembah
Lohhhh, tapi yang selama ini saya disuruh ya begitu, makanya saya lakukan
Justru itulah seharusnya ngga begitu
Kita harus menyembah Tuhan walaupun orang lain semua ngga menyembah Tuhan
Bukan salah WL, Usher, Singer, atau imam panggung lainnya apabila jemaat tak menyembah Tuhan, itu urusan mereka pribadi dengan Tuhan
Makanya salah besar kalo misalnya pas kebaktian yang katanya "ngga ngangkat" itu lalu bebannya pada WL atau imam panggung lainnya, nooooooo

Jangan terjebak pada pola pikir manggil-manggil atau bahkan teriak-teriak supaya hadirat Tuhan bisa turun (katanya)
Sering kita lihat kan? WL teriak-teriak "Tuhannnn, datanglah di tempat ini, lawat kamiiii." Seolah2 Tuhan belum siap, kita yang nunggu Tuhan
Coba pikir baik-baik.... sebenarnya kita yang belum siap ato Tuhan yang belum siap?
Kenapa harus teriak-teriak? bukankah Tuhan itu ada di hati kita?
Teriak itu hanya kita lakukan kalo lawan bicara kita ngga bisa dengar ketika kita bicara biasa, apakah Tuhan butuh teriakan?

Jangan pikir segala tindakan dan usaha kita bisa "menambah" porsi hadirat Tuhan, ngga bisa, Tuhan selalu siap, kita yang ngga siap, Tuhan selalu ingin melawat umatNya, tinggal kitanya mau ambil berapa banyak aja

Ingat ini : Tuhan hadir bukan karena kita nyembah
Dia hadir karena janjiNya : 2-3 orang berkumpul dalam namaNya
Jangan pula bilang : kami menyambutmu disini Tuhan, lha wong itu rumahNya kok, itu tempat kediamanNya, Dia tinggal disitu, ngga perlu lagi disambut

Nyembah Tuhan itu ngga bisa dipaksa
Nyembah Tuhan itu ngga bisa disuruh-suruh
Nyembah Tuhan itu harus dengan sadar keinginan diri sendiri

WL mungkin tergoda untuk lihat manifestasinya, seolah-olah kalo ada manifestasinya (angkat tangan, lompat-lompat, dsb) itu adalah bukti kehadiran Tuhan atau bukti urapan Tuhan turun
Heiiii, kamu itu ngga perlu buktikan hal itu, kalo kamu merasa perlu bukti mungkin artinya kamu ngga percaya??
Yesus adalah Anak Allah, Dia ngga perlu nurutin iblis untuk ngubah batu jadi roti untuk membuktikannya

Penyembahan terjadi dan hanya terjadi ketika seseorang punya hubungan dengan Tuhan
Tanggung jawab gembala atau pemimpin komsel-lah itu agar jemaat punya hubungan yang baik dengan Tuhan, bukan tugasnya WL, apalagi di sesi penyembahan yang palingan cuma 1 jam

Penyembahan itu adalah roh kita dan Roh Tuhan berkasih-kasihan
Bahkan itu seumpama hubungan intim suami-isteri, makanya kita ini disebut mempelaiNya
Dan ketika (mohon maaf) suami-isteri berhubungan intim, ngga perlu ada teriakan disitu, ngga perlu ada kata2 yang ngga penting disitu, yang tersisa hanyalah saling menikmati hubungan

WL dan imam panggung lainnya, jangan jadi motivator, jadilah inspirator
Fokus nyembah aja, jangan terlalu banyak komentar ngga perlu
Kalo kamu tulus nyembah Tuhan, jemaat akan terinspirasi oleh tindakanmu itu

Pernah lihat pertunjukkan/drama/film yang bikin hatimu tersentuh sehingga kamu menangis? atau marah atau emosi2 lainnya?
Kenapa kita tersentuh? tentu karena orang yang membawakannya itu dengan sepenuh hati menjiwai kan?
Itu ngga pake Roh Kudus, ngga pake Yesus, orang bisa merasakan ketulusan hati mereka dalam membawakan perannya....
Imam panggung ini bawa nama Yesus, pake Roh Kudus, masa iya kalo dilakukan dengan tulus ngga ada dampak ke jemaat atau siapapun yang melihatnya? ngga mungkin kan?

Sorry to say, pola panggil Tuhan dengan teriakan itu pola nabi baal
450 nabi baal teriak-teriak manggil tuhan mereka, apa berhasil?
Elia malah ngejek, mungkin kurang keras kamu teriaknya
Mereka sampai berjingkat-jingkat dan menoreh dirinya dengan pedang dan tombak, untuk apa? Untuk cari perhatian tuhan yang ngga mereka kenal
Kita kalo cuma lompat-lompat doang tanpa pengertian yang benar bisa jadi cuma caper
Apakah Tuhan ngga memperhatikan kita? kita ini kesayanganNya loh
Tuhan ngga butuh perhatian, kita yang butuh perhatian
Jangan sampai tanpa sadar kita yang butuh perhatian lalu kita manfaatkan Tuhan untuk itu
Kita nyanyi salah nada pun Tuhan bisa lawat kok

Mezbah itu beda sama panggung, hormati mezbah
Di mezbah itu kita tahu diri, di panggung itu kita unjuk diri
Ketika Tuhan berkenan atas korban yang ada di mezbah dan segala persiapannya, maka api akan turun dari sorga, bukan kita yang nyalakan apinya

(Kisah Elia dan nabi baal bisa dibaca di 1 Raja-raja 18)

Seharusnya hal ini dilakukan dari sejak persiapan / latihan para imam panggung
hormati mezbah itu mulai dari persiapan, bukan hanya saat mempersembahkannya saja

Mungkin kita berpikir gini :
Masuk hadirat Allah / ruang maha kudus dengan pujian penyembahan?
Salah, kita masuk dengan darah Yesus, penyembahan itu hadiah yang menyertainya
Orang yang tau diri ngga bakalan ketemu Tuhan dengan tangan hampa
maka setting hati untuk memberi, bukan menerima
apa yang terbaik? bukan uang, sudah pasti itu adalah hidupmu...

Ketika kamu biasa nyembah untuk Raja segala raja, maka seharusnya kamu hidup dengan fasilitas Raja
Ngga mungkin hidup biasa-biasa aja
ini loh kenapa dikatakan carilah dulu kerajaan Allah dan kehendakNya, maka semua akan ditambahkan kepadamu

Pada akhirnya dampak dari penyembahan ini adalah kita membawa kuasa dari tempat yang maha tinggi
Yesus bawa darahNya ke sorga dengan nama kita masing-masing supaya di bumi kita punya kuasa dalam nama Yesus
Iman itu timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan, bukan dari penyembahan
Jangan cari iman waktu nyembah, cari iman waktu kamu berhubungan pribadi denganNya, dengar FirmanNya saat kotbah misalnya
Waktu menyembah itu saatnya kita pakai iman, makanya powerful kalau pengertian ini ada pada kita masing-masing

Saya ngga anti pada segala bentuk atau kreatifitas, tapi seharusnya bukan itu utamanya
saya ngga anti pada segala macam aktifitas angkat tangan atau lompat-lompat, tapi lakukanlah hal itu bukan karena disuruh tapi karena itulah yang keluar dari hatimu pada saat kamu menyembah Tuhan
ngga usah malu sama kiri kananmu, kalau itu keluargamu mereka ga akan menghakimimu

Pada akhirnya semoga kita semua semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, sesuai dengan iman kita masing-masing, sampai kita semua menjadi seperti Kritsus

Saya merangkum ini dari beberapa sumber, yang terutama adalah dari kotbah Bapak Chris Manusama, Tuhan memberkati beliau

Tuhan Yesus memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Agung - Song of Solomon - Kisah Cinta Gadis Sulam

Seri Kehidupan Kekal 1 - Tempat Tinggal Setelah Sorga? Ukuran Yerusalem Baru

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan