Akhir Zaman - Tradisi Pernikahan Orang Yahudi

Tulisan ini terinspirasi dari penjelasan bu Rita Wahyu, video full bisa disimak disini


-----

Secara luar biasa, tradisi pernikahan orang Yahudi itu ternyata dapat menggambarkan perjalanan hubungan kita (mempelai wanita) dengan Tuhan (mempelai laki-laki).

Tulisan ini bukan untuk menjadikan kita lebih Yahudi atau sejenisnya, namun Yesus yang kita ketahui bersama adalah orang Yahudi, rasul-rasulNya semua orang Yahudi, jadi dengan mempelajari tradisi/budaya Yahudi, maka akan membantu kita untuk dapat mempelajari Alkitab dan hubungan dengan Tuhan lebih dalam lagi.

Ada 10 langkah dalam tradisi pernikahan orang Yahudi, yang akan saya jelaskan satu persatu dibawah :

1. Pemilihan Mempelai Perempuan

Kejadian 24
1. Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal.
2. Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: "Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku,
3. supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam.
4. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku."

Hal pertama yang unik yang bisa kita temui disini adalah pada masa itu, orang tua lah yang akan memilihkan calon mantunya untuk anaknya, mungkin beberapa dari kita punya orang tua yang dipertemukan dalam perjodohan? Seperti itulah sekiranya hal ini berjalan

Makanya tepat sekali Yesus berkata :

Yohanes 15:16
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu

Kita ini awalnya dipilih Tuhan, untuk jadi mempelaiNya, bukan kita yang memilih Dia.

2. Pemberian Mahar

Kejadian 24:53
Kemudian hamba itu mengeluarkan perhiasan emas dan perak serta pakaian kebesaran, dan memberikan semua itu kepada Ribka; juga kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya pemberian yang indah-indah.


Nah, ini hal unik berikutnya, setelah mempelai perempuan dipilih, maka mahar akan diberikan kepada keluarga mempelai perempuan tersebut, ini dilakukan sebelum mempelai perempuan setuju loh, gak kayak jaman sekarang.

Jadi mahar akan terlebih dahulu diberikan sebelum mempelai perempuan itu setuju.

Rasul Paulus pernah mengandaikan dirinya bertindak sebagai "mak comblang" seperti Eliezer hamba Abraham ini, dia pernah mengatakan demikian :

2 Korintus 11
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.


Buat yang posisinya sebagai gembala atau penginjil, anda itu sedang mempertunangkan jemaat yang kalian pimpin kepada Tuhan Yesus, makanya anda berhak "cemburu" jika mereka ternyata berbuat yang "serong", tegorlah mereka dalam kasih, kita ini semua ada dalam masa pertunangan dengan Tuhan Yesus

Dan kita sudah lunas dibayar maharnya loh :

1 Petrus 1:18-19
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
So kita ini sudah ditebus, sudah dibayar maharnya sama Tuhan Yesus, di tahap ini kita bahkan ga perlu ngomong atau setuju dengan penebusan itu, Tuhan Yesus sudah menebus kita semua, regardless kita mau menerima Dia atau tidak.

3. Persetujuan Dari Mempelai Perempuan

Kejadian 24:57-58
Kata mereka: "Baiklah kita panggil anak gadis itu dan menanyakan kepadanya sendiri."
Lalu mereka memanggil Ribka dan berkata kepadanya: "Maukah engkau pergi beserta orang ini?" Jawabnya: "Mau."

Setelah dipilih, diberikan mahar, barulah calon mempelai wanita itu akan ditanya, "mau terima atau tidak"? Dan ini harus keluar mulut dari calon mempelai wanita itu sendiri, tidak boleh ada paksaan.

Jadi orang Kristen itu gak boleh ada paksaan, kita harus rela sendiri untuk mengikut Tuhan Yesus, makanya dalam menginjil itu gak boleh ada pemaksaan, apalagi pakai takut-takuti masuk neraka segala, itu bukan cara yang Alkitabiah, Tuhan Yesus jelas mengajarkan kita untuk mengebaskan debu kepada mereka yang tidak mau terima injil.

Tapi di tahap ini mahar sudah dibayar lunas, tinggal kita mau atau tidak saja jadi calon mempelai Kristus. Relatable? I'm sure

4. Kontrak Pernikahan (Ketubah)


Setelah calon mempelai setuju, maka dibuatlah suatu kontrak pernikahan, yang isinya tidak hanya mencakup cuma harta saja, tapi juga janji setia
Mungkin jaman ini setara dengan surat nikah, hanya point yang dibahas didalamnya lebih detil

Ini yang sering orang Kristen lupakan, kamu sudah berjanji jadi pengikut Kristus? Ya ada "kontrak" yang harus kamu pegang teguh, gak bisa bersantai-santai tidak melakukan apapun

Yesus jelas berkata "siapa yang mau ikut Aku, harus pikul salib"
Ini salah satu "kontrak" yang ada di Alkitab, apa salib itu? Kalau saya terjemahkan salib itu adalah beban yang harus kita tanggung supaya injil menyebar lebih cepat, masing-masing kita harusnya memikul beban ini bersama Yesus

Yesus pun mengerjakan bagianNya, maka kita juga harus mengerjakan bagian kita sesuai "kontrak pernikahan" tersebut.

Ulangan 30:1-2
"Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, menghalau engkau,
dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,

Markus 12:29-31
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."


5. Cawan Perjanjian

Setelah semua itu dilalui, maka mempelai wanita sejak saat itu akan dikhususkan untuk mempelai laki-laki, mempelai laki-laki akan mengangkat cawan untuk mengikat sang wanita, "dikuduskanlah engkau bagiku dengan cawan perjanjian ini"

Mishnah Kiddushin 2:2
“Be betrothed to me with this cup of wine,”


Setelah tahap ini dilalui, maka status mereka berdua adalah sudah suami-istri, walaupun belum hidup bersama

Karena inilah kita mengerti pada waktu Yusuf mengetahui Maria tunangannya hamil (dari Roh Kudus), maka Yusuf ingin menceraikannya, loh kan baru tunangan? kok udah cerai? Ya memang seperti itulah tradisinya, mereka sudah disebut suami istri, namun belum hidup bersama saja

Dan status pertunangan ini, sama kuatnya dengan perjanjian pernikahan

Inilah yang dilakukan Yesus pada saat perjamuan akhir, untuk meneguhkan hubungan Dia dengan murid-muridNya, "bukankah cawan ini adalah persekutuan dengan darah Kristus?"

Sampai sini kita bisa memahami bahwa Yesus menggunakan tradisi untuk membantu semua murid-muridNya agar dapat mengerti apa makna dibaliknya.

6. Pemberian Kasih

Ini adalah pemberian yang diberikan dari mempelai laki-laki kepada mempelai wanita, pada waktu dia pergi untuk mempersiapkans segala sesuatunya, sebagai "pemberian penguat" yang dipegang oleh mempelai wanita sampai nanti mempelai laki-laki sudah siap untuk datang lagi dan menjemputnya jadi isteri sahnya.

Apa pemberian Yesus kepada kita? Yaitu Roh Kudus dan karunianya
Itulah yang menghibur kita, menguatkan kita, mempimpin kita sampai tiba saatnya mempelai laki-laki akan menjemput kita

7. Pembaptisan (Tevilah)


Matius 28
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Dilakukan sebagai tanda "purification/kesucian" untuk menuju pernikahan, dimana masing-masing pasangan juga akan berkomitmen untuk saling menjaga kesucian sampai kepada hari pernikahannya nanti

Maka sangat wajarlah kalau Tuhan "cemburu" kepada kita kalau kita tidak menjaga kesucian hidup kita demi Dia, karena kita ini sudah menjadi milikNya

Baptisan dilakukan sebagai tindakan untuk mendeklarasikan iman bahwa kita adalah milik Kristus dan mau hidup jadi seperti Kristus

8. Mempelai Laki-laki Mempersiapkan Tempat (kubbah)

Yohanes 14:2
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu

Setelah semua ini dilalui, maka mempelai laki-laki akan pergi untuk mempersiapkan tempat yang nantinya akan ditinggali oleh mereka berdua.

Saat ini mempelai wanita hanya bisa menunggu, sampai mempelai laki-laki datang dan menjemputnya, untuk kemudian bisa tinggal bersama-sama

9. Masa Penantian Mempelai Perempuan

Di masa inilah mungkin kebanyakan kita berada, ingat bukan menunggu dengan pasif, tapi menunggu sambil menghormati kontrak yang ada, menjaga kesucian, berjaga-jaga

Jangan sampai waktu Dia datang kita kedapatan cacat atau tidak sedang menghormati kontrak pernikahan tersebut

10. Kembalinya Sang Mempelai Laki-laki

bisa dipahami bentuknya sebagai 2 hal ini :
a. Kematian menjemput kita
b. Kedatangan Tuhan yang kedua kali

Percayalah, pada akhirnya nanti, kita akan hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus di langit baru dan bumi baru

Maranatha, Tuhan Yesus datanglah

---

Tuhan Yesus Memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Agung - Song of Solomon - Kisah Cinta Gadis Sulam

Seri Kehidupan Kekal 1 - Tempat Tinggal Setelah Sorga? Ukuran Yerusalem Baru

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan