Pemimpin yang "tidak baik"

Suatu ketika pada jaman hakim-hakim Alkitab bercerita mengenai perjuangan Hana yang "mengemis" kepada Tuhan supaya diberikan kepadanya anak laki-laki

Singkat cerita Tuhan pun akhirnya mengabulkan permintaannya, dan Hana mendapat anak laki-laki yang dia beri nama Samuel

Samuel ini dari sejak kecilnya karena nazar Hana kepada Tuhan dititipkan kepada imam besar Eli untuk dijadikan hamba Allah

Samuel dalam perjalanan hidupnya menjadi hakim terbesar bangsa Israel dan nabi terbesar kedua setelah Musa

Kisah ini bisa kita baca di kitab 1 Samuel

Yang menarik dari kisah Samuel adalah fakta bahwa dia dibesarkan dalam pengawasan keluarga imam besar Eli, keluarga imam yang sangat berdosa dihadapan Tuhan, dari sejak usia Samuel sangat muda dia sudah ada dibawah pengawasan imam Eli

Dosa-dosa keluarga Eli bisa kita baca apa adanya dalam Alkitab :

1. Mencuri dari jemaat dan mengambil bagian Tuhan

1 Samuel 2
12. Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,
13. ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya
14. dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.
15. Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja."
16. Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan."

selain mencuri dari jemaat, lemak yang seharusnya jadi bagian Tuhan pun diambil mereka, tentunya untuk dimakan, karena itulah imam Eli menjadi seorang yang gemuk (1 Sam 2:29, 1 Sam 4:18)

2. Eli lebih menghormati anak-anaknya daripada menghormati Tuhan

1 Samuel 2
29. Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?

Eli hanya sekedar memberi nasehat kepada anak-anaknya apabila mereka berbuat kejahatan, tapi pada akhirnya dia pun seperti "menyerah" lalu ikut menikmati hasil kejahatan tersebut

Anak-anak Eli pun melakukan kejahatan yang fatal seperti tidur dengan perempuan di kemah pertemuan (berzinah), perbuatan ini seharusnya setara hukuman mati sesuai taurat, Eli tidak menegakkan hukum taurat tersebut

3. Eli sepertinya mencontoh ibadah Baal

Dalam konsep ibadah Baal, mereka menempatkan perempuan dalam kuil Baal yang kemudian melakukan tugas sebagai pelacur bakti, laki-laki yang datang beribadah ke kuil Baal bisa dengan bebas melakukan hubungan "biologis" dengan mereka, hal ini dilarang keras oleh Allah

Entah mengapa Eli menempatkan perempuan melayani di depan pintu kemah pertemuan, mungkin memang bukan sampai untuk berbuat cabul, mungkin hanya sebagai penarik saja, mungkin pikirnya jika ada perempuan cantik di depan pintu kemah pertemuan maka kaum laki-laki akan lebih semangat lagi untuk datang ke rumah Tuhan

Ini memang sifatnya spekulasi, motif Eli sebenarnya kita ngga tahu, tapi yang jelas Musa ngga pernah memerintahkan demikian dan pada akhirnya hal ini menjadi jerat dosa bagi anak-anak Eli

4. Mungkin Eli suka mabuk

Ketika Eli melihat Hana komat-kamit berdoa, maka hal pertama yang dipikirkannya adalah Hana sedang mabuk, kok bisa prasangka pertamanya seperti itu? kemungkinan besar ya karena dia juga sering melakukan hal tersebut

5. Tidak mau bertobat walaupun sudah ditegur sendiri oleh Tuhan

1 Samuel 3
14. Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."
18. Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatupun. Kemudian Eli berkata: "Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik."

Bayangkan... sudah ditegor sedemikian kerasnya pun Eli ngga punya hasrat sama sekali untuk bertobat, jawabannya malah terkesan meremehkan dan kayaknya dia juga sudah tidak peduli lagi walaupun dia berdosa dan dosanya ngga diampuni lagi...

Bandingkan dengan Musa yang mati2an membela Israel walaupun Israel telah menyulut murka Tuhan
Bisa jadi di tahap ini dia sudah ngga percaya lagi dengan adanya sorga maupun neraka...
-------

Dari segi "kualitas kerohanian" imam Eli, jujur kata, apakah dia cocok untuk jadi pembimbing rohani atau mentornya Samuel? Sudah pasti tidak
Namun apa yang terjadi? Apakah Samuel gagal bertumbuh dibawah bimbingan imam Eli? Jawabannya juga sudah pasti tidak

Pernah berjumpa dengan keadaan ini?
Banyak orang sibuk pindah-pindah gereja demi mencari gembala/mentor yang lebih baik, katanya di gereja yang sekarang ngga bisa berkembang karena pemimpinnya jahat dan lain sebagainya...

Saya bukannya bilang ngga boleh sama sekali untuk pindah gereja, saya juga meyakini gereja mana aja selama Yesus Tuhan ditinggikan diatas segalanya itu sama saja, tapi kalo alasan pindah gerejanya karena katanya pemimpinnya ngga baik itu jelas bukan alasan yang benar

Saya meyakini gereja dimana kita bertobat sungguh-sungguh disitulah sebenarnya Tuhan tempatkan kita, Tuhan ngga pernah salah dalam hal ini, cuma skali lagi, saya bukannya menentang orang yang mau pindah gereja, silahkan saja kalo memang dia percaya itu rencana Tuhan atas hidupnya, tapi jelas kalau alasannya gara2 pemimpin / keadaan itu ngga benar, ngga ada jaminan juga di gereja yang baru pemimpinnya akan lebih baik, kalau memang itu proses yang harus kita lewati maka hadapilah bukannya kabur

Daud pun bertumbuh dibawah tekanan Saul, bahkan Saul ingin membunuhnya, hanya Daud tetap menghormati Saul dan tidak mau menghakiminya sampai akhir hidupnya dan bahkan setelah kematiannya Daud pun tetap menunjukkan rasa hormatnya kepada Saul, saya meyakini itu salah satu kualitas dari orang yang "berkenan kepada Tuhan pada zamannya"

Bagaimana kalau dibalik? Apakah kalau kita ada dibawah bimbingan pemimpin rohani yang baik dan kualitas rohaninya bagus itu PASTI menjamin kita juga akan jadi baik? Belum tentu juga teman...

Alkitab bercerita anak-anak Samuel tidak hidup seperti standar bapaknya, anak Salomo gagal mempertahankan kerajaan Israel sehingga terpecah dua, Elisa tidak lagi memuridkan seorang nabi yang minimal setara dengan dia dalam hal mujizat walaupun dia mendapat dua bagian dari Elia

Jadi, seburuk apapun pemimpin rohani kita, kita tetap bisa bertumbuh dengan baik dibawah bimbingannya, sebaik apapun pemimpin rohani kita, itu juga bukan jaminan kita akan pasti bertumbuh loh... Itu semua tergantung oleh diri kita sendiri, bukan tergantung oleh keadaan atau orang lain

Sebab pada akhirnya kitalah yang akan bertanggung jawab atas kehidupan kita, bertanggung jawab atas talenta/karunia/panggilan yang Tuhan sudah berikan kepada kita, suatu saat kita akan bertemu muka denganNya untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang kita lakukan, bukan yang pemimpin kita atau orang lain lakukan

Dimanapun kita berada, sebagus atau seburuk apapun keadaan gerejamu atau keadaan pemimpinmu menurutmu, kamu pasti bisa bertumbuh disana bersama dengan Tuhan, jangan lari dari proses ini, hadapilah dan jadi dewasa bersama Tuhan

Tuhan Yesus memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Agung - Song of Solomon - Kisah Cinta Gadis Sulam

Seri Kehidupan Kekal 1 - Tempat Tinggal Setelah Sorga? Ukuran Yerusalem Baru

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan