Rumus Kebahagiaan

Adalah hal yang natural bagi semua manusia untuk mencari kebahagiaan
Andaikata kebahagiaan bisa dihitung, mungkin rumusnya seperti ini :

Kebahagiaan = Kenyataan - Harapan

Jika kenyataan selalu sesuai dengan harapan kita, maka kita bahagia, it's so simple, orang bahagia apabila semua harapannya sesuai dengan kenyataan

Masalahnya seringkali hidup ngga sesuai kenyataan, sama seperti gelas yang ngga terisi penuh, padahal kita maunya gelas tersebut terisi penuh :





Andaikan gelas itu diri kita
Bagian gelas yang terisi air adalah kenyataan
Harapan kita adalah gelas tersebut penuh

Banyak sekali orang yang terjebak dalam paradigma bahwa kalau saja gelas itu penuh maka saya akan bahagia, kalau saja saya punya orang tua yang baik pasti saya bahagia, kalau saja saya punya banyak uang saya pasti bahagia, dsb dsb

Benarkah demikian?
Saya mau bilang kebahagiaan sejati bukan dilihat dari seberapa banyak dunia memberi air kedalam gelas kehidupan anda
Tapi kebahagiaan sejati adalah pada waktu kita memikirkan apa yang dunia telah berikan kepada kita

Kebahagiaan adalah pada waktu kita :
- Melihat air dalam gelas yang setengah penuh itu dan bersyukur
- Melihat ruang kosong dalam gelas yang setengah penuh itu dan berkata "apa yang bisa kuperbuat untuk ruang kosong ini?", kalau memang tidak bisa diisi lagi, harusnya kita berpikir "saya harus bisa menerima hal ini!"

Banyak sekali orang melihat ruang kosong itu, ngga mampu untuk mengisinya, tapi juga menolak untuk menerima kenyataan bahwa ruangan kosong itu tetap ada disitu
Mereka melakukan banyak sekali cara dan kalau perlu segala cara agar ruang kosong itu terisi.... supaya bahagia katanya

Kita suka mencampur aduk antara kebahagiaan dan kesenangan

Dalam bahasa saya kebahagiaan itu adalah perasaan damai yang datang dari perasaan "aku suka dunia ini apa adanya, aku suka keadaan aku sekarang apa adanya", dengan kata lain : menerima keadaan diri sendiri dan dunia/faktor eksternal lainnya apa adanya

Kesenangan itu sebenarnya adalah pengganti sementara dari kebahagiaan, anda bisa saja merasa bahagia dengan cara menerima kenyataan walaupun keadaan anda tidak menyenangkan

Makanya banyak orang ketika dalam keadaan tidak bahagia karena hidupnya tidak sesuai dengan harapan, yang mereka lakukan adalah mengisinya dengan kesenangan yang dunia ini tawarkan, pergi hang out bersama teman, mungkin mabuk, pesta pora semalaman, nge-drugs, dan sejenisnya.

Karena dalam keadaan itu otak mereka "berhenti bekerja", berhenti untuk memikirkan kenapa hidupnya ngga bahagia, dan mereka pikir jika otaknya terus berhenti bekerja, maka mereka merasa bahagia... Ketika mereka sadar, mereka ngga bahagia lagi, dan mengulangi lagi kesenangan yang sama...

Daud adalah salah satu contoh di Alkitab dimana dia berkali-kali bertemu keadaan yang tidak sesuai dengan harapannya, apakah lalu dia jadi tidak bahagia?

Saya ambil kisah Daud dalam 2 Samuel 12, setelah Daud memunuh Uria demi mendapatkan Betsyeba, Daud mendapat hukuman dari Tuhan bahwa anak hasil perselingkuhannya pasti mati

2 Samuel 12
18. Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!"
19. Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah."
20. Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.
21. Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!"
22. Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
23. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."

Apa yang Daud lakukan? Dia berpuasa, dengan tekun memohon kepada Allah sambil berbaring, sampai akhirnya anak itu benar-benar mati maka Daud mengakhiri doa puasanya, pegawai-pegawainya menyangka Daud akan bunuh diri karena tekunnya Daud berdoa

Daud melihat kekosongan dalam gelas itu, dan dia berusaha mengisinya mati-matian, mungkin dia berpikir langkah apa yang dia bisa lakukan untuk mengisinya, maka dia pun berdoa dan berpuasa karena ini adalah hukuman dari Tuhan, setelah anak itu akhirnya mati, setelah dia sadar kekosongan itu ngga akan bisa diisinya lagi, maka dia menerima kenyataan tersebut, karena itulah Daud dalam kelanjutan kehidupannya kembali bahagia, walaupun saya yakin peristiwa ini seharusnya membuat Daud amat terpukul

Daud bisa memilih untuk melanjutkan penderitaannya berdoa dan berpuasa, kecewa sama Tuhan, kecewa sama keadaan, kecewa karena harapannya tidak sesuai kenyataan atau memilih untuk hidup sambil menerima kenyataan bahwa hidupnya ngga sesuai harapan dan tetap hidup bahagia setelah itu

Begitulah seharusnya kita memandang kehidupan ini, alih-alih ngga mau menerima kekosongan tersebut atau malah menggantikannya dengan kesenangan yang sementara, seharusnya kita menerima hal tersebut dan melanjutkan hidup kita, sebab kebahagian sejati ngga selalu diukur dari gelas yang penuh

Apapun keadaan kita, seberapa penuh gelas kita :
Bersyukurlah atas kenyataan
Lakukan sesuatu untuk mengisi kekosongan
Berbesar hatilah untuk menerima kekosongan itu apa adanya jikalau memang tidak bisa diisi lagi

Dengan demikian kita akan tetap bahagia
Ngga perlu nunggu gelasnya penuh

Tuhan Yesus memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Agung - Song of Solomon - Kisah Cinta Gadis Sulam

Seri Kehidupan Kekal 1 - Tempat Tinggal Setelah Sorga? Ukuran Yerusalem Baru

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan