Metafora Yesus Disembunyikan? Sebuah Penjelasan Untuk Menjelaskan "Penjelasan"

Sudah lama sekali saya nggak nulis artikel karena sedang sibuk dengan project lagu baru, dan sebenarnya saya juga nggak pengen nulis artikel tentang ini... tapi aduh... saya pikir topic ini butuh penjelasan khusus agar tidak menimbulkan salah paham di kalangan orang Kristen sendiri, dan sekaligus saya ingin mengajarkan bagaimana sih sebenarnya cara menjawab kritik yang baik.

Oke, to the point saja, gembala sidang sebuah gereja terkenal baru-baru ini "menghebohkan" dunia persilatan keKristenan dengan menggunakan sebuah metafora yang memang tidak umum, yaitu : "Allah menyembunyikan Tuhan Yesus... Dia tinggal dalam rahim bumi 3 malam..." Sontak... ini menarik perhatian sebuah akun satir yang emang tugasnya mengangkat hal-hal beginian, untuk memberikan sebuah kritikan yang intinya "Emang Tuhan Yesus benar disembunyikan? Bukannya mati dan bangkit? Disembunyikan dari apa? Murka Allah kah?"

Saya waktu mengetahui hal ini saya masih menganggap biasa saja, karena saya mengerti point dari kotbah gembala tersebut, yaitu maksudnya kita ni di masa pandemi ini haruslah taat sama anjuran pemerintah untuk "bersembunyi" (btw kata bersembunyi sebenarnya kurang tepat makanya saya kasih tanda kutip) di rumah masing-masing selama pandemi COVID ini berlangsung. Metafora yang digunakan beliau memang mungkin kurang tepat, namun ya selama orang mengerti maksudnya, saya pikir okelah, saya meyakini beliau pun sama sekali ngga bermaksud menyesatkan kok, mungkin cuma pemilihan kata-kata atau pemilihan metafora yang kurang tepat saja, which is for me is a minor thing, it happens to all of us.

Nah masalahnya adalah.... setelah hal ini viral di medsos, rupanya tim pengajaran beliau memberikan video penjelasan counter mengenai hal "Yesus disembunyikan" ini.... disinilah saya jadi gemas.... kenapa? karena video penjelasan tersebut sama sekali tidak menjelaskan esensi dari kritiknya, dan bahkan malah kayak mau melimpahkan kesalahan kepada pihak lain, maksud hati mau menjelaskan tapi malah kayak gali lubang kubur sendiri, video penjelasan ini juga disebar di pertemuan internal yang kalo menurut saya malah bikin orang yang nggak tahu jadi malah tahu dan cari tahu.... hal inilah yang saya ingin luruskan kepada saudara seiman sekalian, supaya kita bisa belajar dari peristiwa ini dan semakin menjadi seperti Kristus.

Yang pertama saya mau bilang : jadi orang Kristen jangan anti kritik, ada yang nyeleneh bilang itu kan buat kalangan sendiri, kalo ngga ngerti ya jangan gitulah. Lah bapak ibu, kalau memang buat kalangan sendiri ya jangan upload di medsos, kalo udah upload di medsos ya artinya itu buat konsumsi umum dan setiap orang berhak ngasih pendapatnya. Lagian gini loh, kalo ngga pengen dikritik ya jangan kotbah, simple aja, coba tolong baca Alkitab Yesus itu kotbahnya kurang apa? Masih juga dikritik toh? Bahkan dicari-cari kesalahanNya kan? Apa yang Yesus lakukan? Dia menjawab semua kritikan dan pertanyaan dengan penuh hikmat dan sangat elegan tanpa bisa lagi "dicecar" oleh pengkritikNya, inilah yang harusnya kita teladani, bukannya malah anti kritik/anti pertanyaan, kalau anda merasa apa yang anda kotbahkan itu benar, seharusnya ngga akan sulit untuk menjawab kritik/pertanyaan yang ada, bukankah hikmat kita ini melebihi dunia?

So sekali lagi saya tekankan :
orang Kristen kotbah dikritik/ditanya itu biasa
kalo ngga mau digituin ya jangan kotbah, deal?

Oke, yang kedua : tolong kalau jawab kritik itu pakailah benar-benar hikmat dari Tuhan, bahasa rohaninya mbok ya dipikirkan matang-matang gitu loh, jangan kesannya asal jawab atau bahkan kayak mau melemparkan kesalahan kepada pihak lain, itu bukan cara yang diajarkan Yesus kepada kita semua, teladanilah caraNya dalam menjawab.

Ada 3 point utama jawaban yang dijelaskan oleh video counter tersebut saya rangkum disini, dan semuanya adalah jawaban yang SALAH karena tidak menyentuh esensi kritikan/pertanyaan sama sekali :
1. Itu adalah metafora
2. Beliau pakai gaya bahasa aliterasi, yaitu mengulang-ngulang suatu point biar nempel maksudnya
3. Hanya menterjemahkan dari video kotbah pendeta luar negeri/bule
YANG NOMOR 3 SENGAJA SAYA BOLD KARENA INI JAWABAN YANG LUAR BIASA FATAL (saya jelaskan di bawah)

Jawaban nomor 1 dan 2, SAMA SEKALI tidak menyentuh esensi kritiknya, orang juga udah aware kalo beliau itu menggunakan metafora dan gaya bahasa yang diulang-ulang, bukan gaya kotbahnya yang dikritik, yang dipermasalahkan itu kan metaforanya "Yesus disembunyikan" yang dinilai tidak tepat, ini malah jawabnya ngga kena esensi dan melantur.... jujur dengan sedih saya bisa mengatakan... yang jawab pertanyaan ini sama sekali ngga paham esensi pertanyaannya....

Jadikan ini pelajaran untuk kita semua... kalau mau menjawab pertanyaan/kritik, mohon mohon mohon... dipahami dulu esensi kritiknya... kalo ngga.... jadi kayak orang b****h

Nah jawaban nomor 3 inilah yang akhirnya membuat saya menulis artikel ini.... please.... jawaban macam apa itu? hanya menterjemahkan video bule? Itu dijadiin jawaban? COME ON!!

Ini ngga ada bedanya sama pada waktu Allah bertanya kepada Adam "apa kamu makan buah itu?", Adam jawab "perempuan itu Tuhan, yang suruh aku makan"... oh please.... pahamkah kalian dengan efek dari jawaban ini?
Jadi maksudnya kalian ingin membenarkan kotbah beliau karena "tuuuuh, ada bule juga kotbah yang sama kooook, saya mah cuman terjemahin ajaaaa", jadiiiii.... kalo salah ya salah bulenyaaaa... BEGITU?
Oh.... My...... God.....
Please semua orang Kristen yang baca tulisan ini.... JANGAN PERNAH menjawab dengan gaya seperti ini.... 

Jadi kalo bule kotbah pasti bener gitu?
Jadi pendeta bule ngga pernah salah gitu?
Jadi selama ini beliau mah ngga denger suara Tuhan, tapi cuma kutap kutip kotbah orang lain....
Jadi kalo beliau ngutip tuh ngga pernah dicek kebenarannya lagi ya?
dan sederet jadi jadi lainnya....

Sudah pahamkah efek dari jawaban ini?
Kalau ingin menjawab kritik tolong tolong tolong... jangan pernah cuma asal "melimpahkan" beban ke orang lain, kayak Adam yang ngga mau ngaku dosa....

Padahal ini masalah sangat simple.... cuma salah penggunaan kata di metafora aja, yang akarnya sebenarnya dari salah menterjemahkan, pendeta bule itu memakai kata "shelter", diterjemahkan jadi "disembunyikan" yang maknanya jadi negatif...

Itu doang...
Sampe ngejawab harus juga kayak nyalahin pihak lain?
.......

Saya yakin dan pengkritik juga saya meyakini bukannya mau mencap beliau sesat atau sejenisnya... tapi hanya mempertanyakan metafora yang emang harus diakui, kurang tepat...

wow, cuma gara-gara ini... masalah jadi panjang dan mohon maaf... jadi bener-bener kliatan gak mau salah, pokoknya kotbahnya bener, jadi kliatan beneran b****h

Apakah ngga ada satupun orang dari dalam tim beliau yang menyadari hal ini?
Apakah ngga ada satupun gembala yang menyadari bahaya dari penjelasan video tersebut pada saat video tersebut dipakai untuk menjelaskan kepada khalayak ramai?

Saya cuma berdoa semoga hal ini tidak terulang lagi dan kita semua bisa semakin jadi seperti Kristus hari demi hari

Tuhan Yesus Memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Agung - Song of Solomon - Kisah Cinta Gadis Sulam

Seri Kehidupan Kekal 1 - Tempat Tinggal Setelah Sorga? Ukuran Yerusalem Baru

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan