Anak Raja yang Melayani

Pernah baca ayat ini?

28. sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Ya, Yesus datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani
ini ngga cuman ngomong doang, Yesus membuktikannya dengan tindakan nyata
Dia memberi perintah kepada murid2Nya, Dia juga membasuh kaki murid2Nya, Dia Anak Raja yang berotoritas, dihormati, melakukan pekerjaan Bapa (mujizat), dan juga melayani

Sepintas hal ini seperti bertentangan....
bagaimana mungkin Anak Raja yang berbakat, punya kedudukan tinggi, lalu kemudian harus juga berperan sebagai pelayan? 
Ibarat seorang general perang yang memang punya bakat dan kemampuan taktikal yang baik tentunya sayang kalau harus berperan sebagai prajurit lapangan biasa, bakatnya tidak dipakai maksimal
Di gereja pun jikalau ada orang yang memang tegas, kompeten sebagai pemimpin, masakan dia juga harus berperan sebagai pelayan lapangan? Apakah hal tersebut bukannya malah menyia2kan kompetensinya? Tentunya kita mengerti kita punya bagian masing2, dan jikalau setiap bagian tersebut berperan dengan baik, tentunya hasilnya akan baik, hal ini pun juga berlaku di dunia pekerjaan....

Saya tak begitu mengerti hal ini, sampai suatu ketika ada suatu pengalaman yang sepertinya bisa menjelaskan hal ini

Saya pernah melihat di acara gathering kampus, waktu itu acara penyambutan mahasiswa baru
ya seperti biasa ada yang berjualan, stand2 yang menjelaskan tentang kegiatan2 yang ada di kampus tersebut, stand2 olahraga ekstrakulikuler, dan sebagainya
namun saya tertarik kepada 1 stand, stand ini fungsinya hanya memberikan informasi saja, informasi yang dibutuhkan oleh para mahasiswa baru, seperti tempat2 kost yang ada, tempat2 makan yang ada, trayek2 angkot yang ada, tempat jalan2/hang out, lengkap dengan price listnya. Dan orang2 yang menjaga stand itu dengan senang hati memberikan informasi tersebut, secara gratis
Usut punya usut, dengan sedikit basa basi, akhirnya saya mengetahui bahwa stand tersebut didirikan oleh inisiatif salah satu denominasi gereja lokal yang ada dekat kampus tersebut, namun demikian, mereka sama sekali ngga mempromosikan gerejanya, mereka hanya niatnya tulus melayani saja
Saat itu saya terkesan dengan cara gereja tersebut, gereja tersebut memutuskan untuk melayani terlebih dahulu dengan susah payah, saya pun jadi ngga terlalu peduli dengan hasilnya ataupun informasi yang ditawarkannya, namun rasanya gereja tersebut jadi lebih besar di hati saya daripada gereja manapun yang pernah saya temui.... tentu saja itu hanya perasaan pribadi saya :)

Sejak saat itu saya berpikir... mungkinkah ini yang dimaksud oleh Yesus.... ternyata menjadi pemimpin/menjadi besar/menjadi terutama itu tidak melulu harus menduduki sebuah jabatan pimpinan organisasi.... Seseorang yang melayani secara aktif dan membentuk, itulah sebenarnya pemimpin yang terutama, saya yakin kita semua sebenarnya bisa merasakan hal ini....

Ada perumpamaan mengenai pukat, kerajaan sorga diibaratkan seperti pukat, pukat adalah jaring yang dipakai Nelayan untuk menjaring ikan

47. "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.

Gereja adalah jaring, jaring itu tentunya sama satu sama lain, tidak ada bagian yang kuat, tidak ada bagian yang lemah, tentunya kalau ada yang lebih kuat atau lebih menonjol maka jaring tersebut akan mudah sekali robek dan tidak bisa digunakan untuk menangkap ikan
Gereja tidak harus menjadi satu secara organisasi/pemimpin, tapi haruslah saling terkait satu sama lain dalam jaringan dengan tujuan yang sama : menangkap ikan / menuai jiwa

Saya yakin satu hal utama yang membuat gereja saling terkait adalah KASIH, lebih lanjut lagi kalau mau dijabarkan adalah saling melayani dan saling memberkati
Tidak bisa dan tidak akan berjalan apabila ada gereja yang maunya menonjol sendirian saja, lagipula apa sih yang bisa gereja banggakan? toh semuanya itu milik Tuhan dan untuk Tuhan

Jika gereja lain berkembang, bukankah itu menunjukkan bahwa mereka lebih mampu melayani jemaatnya dan dengan demikian bisa menjangkau lebih banyak jiwa?
Untuk apa pula gereja saling "rebut jemaat"? Bukankah jauh lebih baik kalau datang ke gereja mereka dan membantu mereka untuk melayani jemaat?

Gereja yang aktif membantu/melayani, itulah pemimpin dimata Tuhan
Jika ada gereja yang kesal karena jemaatnya "diambil" oleh gereja lain maka mentalitas gereja tersebut haruslah dipertanyakan, semua untuk Tuhan, semua dari Tuhan

Kita semua, mungkin sering sekali mendoakan jiwa untuk bertobat dalam jumlah besar, kita minta lawatan Tuhan terjadi untuk bangsa ini. Sekarang mari kita pikirkan.... Jika waktuNya tiba dan doa kita dijawab, dalam sehari katakanlah bertobat 1 juta orang.... Apakah gereja kita mampu menampungnya?

Jika tidak mampu.... lantas mau dikemanakan calon jemaat itu? Apakah kita harus memaksakan diri ataukah secara kilat bangun gereja baru untuk menampung jemaat?
Tidak !! Seharusnya disaat seperti itu kita akan meminta kepada calon jemaat untuk pergi ke gereja tetangga supaya mereka pun bisa digembalakan dengan baik
Inilah perlunya gereja punya jaringan
Inilah perlunya kerendahan hati, bukannya malah menonjolkan gereja sendiri
Inilah mentalitas kerajaan Allah

Anda yang terlibat jauh dalam suatu organisasi gereja, anda mungkin akan setuju dengan paparan saya berikut ini :

Kenapa orang2 (pelayan) yang ada dalam organisasi gereja seringkali (mungkin selalu) lebih tidak kompeten daripada orang2 yang ada dalam dunia kerja.... Bahkan tampaknya gereja "hanya" berisi orang2 yang "bermasalah" atau mungkin lambat kerjanya, ngga profesional..... pernah merasa seperti itu?

Gereja seringkali berbicara kalau dia harus lebih dari dunia, namun maaf, saya pribadi melihat sampai sekarang gereja selalu tertinggal dari dunia, dalam hal profesionalitas pekerjaan yang dilakukan

Hal ini sebenarnya dapat dipahami, dunia kerja melakukan proses seleksi terhadap orang2 yang mau bekerja, gereja tidak, gereja menerima semua orang yang mau melayani dan bahkan seringkali memperkerjakan (menggaji) orang yang sebenarnya tidak sesuai dengan kompetensinya....
Gereja bukan organisasi laba, maka gereja membuka diri terhadap semua orang yang mau melayani, maka kemungkinan organisasi gereja diisi oleh orang2 yang (maaf) "bermasalah" lebih besar daripada dunia kerja
Sanksi yang diterapkan gereja pun ngga bisa seperti dunia kerja, landasan gereja adalah kasih, maka tidak bisa begitu saja menerapkan sistem reward-punishment

Karena itu, siapapun yang dipanggil Tuhan menjadi gembala atau pemimpin seharusnya melayani terlebih dahulu para pekerjanya, meluangkan waktu dengan sabar untuk mendengar keluh kesah, memahami kelemahan, menahan ekspektasi, memberikan penguatan dan rajin mendoakan supaya para pekerjanya dapat dewasa dan dapat berbagi beban dari Tuhan. 

Pemimpin Kristen bukan pemimpin perusahaan yang dapat memerintah dengan kuasa dan mengharapkan anak buah melakukannya dengan patuh apalagi menggunakan ancaman sanksi. Pemimpin Kristen tidak bisa berharap bahwa pekerja yang datang melayani adalah mereka yang paling kompeten di bidangnya. Pemimpin Kristen tidak punya "fasilitas" semewah itu, karena itu usaha beberapa gereja yang ingin jajaran pekerjanya diisi oleh orang2 yang kompeten justru seringkali membawa kekecewaan pada akhirnya

Pemimpin Kristen akan berhadapan dengan anak buah yang sangat mungkin kurang ahli, less-motivated, underpaid, perlu supervisi, menyimpan beragam masalah pribadi, rentan kecewa dan yang mengharapkan gembala pengertian.
 

Tantangan bagi gembala/pemimpin gereja adalah membina orang sebelum dapat menerima kontribusi yang diharapkan. 
Pemimpin Kristen dituntut untuk dapat meletakkan dasar, membangun, menyiram, mendengar, menghibur dan menegur sekaligus membebat luka sebelum bisa berharap untuk bekerjasama. Hal ini sangat berbeda dengan dunia kerja dimana orang yang masuk dalam suatu perusahaan harus bisa dan dituntut untuk langsung bisa bekerjasama
 

Inilah maksudnya "melayani", sama seperti Kristus terlebih dahulu melayani para muridNya dengan pengajaran, mujizat dan pemuridan.
 

Pemuridan adalah proses menjadikan seseorang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman serupa dengan Sang Guru.
Pemuridan tidak hanya mengajar dan menasehati melainkan juga menunjukkan langsung prakteknya.


Wow.... kalau begitu capek sekali ya jadi pemimpin gereja.... harus memberi contoh langsung.....
Tentunya lebih mudah menerima seseorang yang sudah paham caranya dan tinggal menyuruh mereka melakukan dengan hasil optimal.
Ya, itu terjadi di perusahaan-perusahaan, tapi bukan di Gereja.
Karena itulah gereja yang tidak mengikuti jejak Kristus ini seringkali malah jadi bahan ejekan dan ga sedikit orang yang kecewa dengan gereja tersebut

Tuhan Yesus memberikan contoh kepada kita semua
Tuhan Yesus memuridkan para nelayan yang kurang terpelajar dan pemungut cukai yang yang tentunya kita ngga bisa bayangkan mereka akan jadi penginjil, mereka sama sekali ngga kompeten dibidangnya, mereka tahunya nagih duit dan menjala ikan 

3,5 tahun Tuhan dengan sabar memuridkan dengan mengajar, memberi peneladanan cara hidup, menunjukkan cara pelayanan dan memberikan kuasa agar para murid belajar dengan praktek langsung.
Setelah selesai proses pemuridan, barulah para murid siap memberi hasil kepada Sang Guru.
Sang Guru menuai setelah sekian lama menabur.
Pelayanan dan pemuridan dari Sang Pemimpin berhasil mencetak pemimpin2 yang berhasil memperluas Gereja ke seluruh penjuru dunia, yang efeknya dan pengajarannya masih bisa kita rasakan sampai sekarang


Siapapun yang mau jadi yang "terbesar" dalam Gereja, ia harus melayani terlebih dahulu orang-orang yg seharusnya melayani dia.


Siapapun yang ingin menjadi Pemimpin Kristen, ia harus siap memberi contoh dengan praktek langsung. Ia harus jalan terlebih dahulu sebelum mengharap hasil.
 

Setelah para pelayan sudah lebih kuat dalam iman, lebih dewasa dalam karakter, memahami panggilan hidupnya dan lebih kuat rohnya, barulah mereka dapat melayani pemimpin dengan cara yang benar.

Siapa yang telah melayani pemimpin dengan benar, dia kemudian akan menjadi kandidat kuat pemimpin berikutnya.

Yesus Kristus telah memberikan teladan kepada kita semua
dan Yesus ngga pernah bertindak sebagai bos, melainkan Dia akan selalu memberi contoh secara nyata sebelum mengajarkannya

Gereja yang hanya mengejar kompetensi, hanya mengejar otoritas/hak Anak Raja tanpa diiringi pengertian yang benar tentang hati yang melayani akan menghasilkan pemimpin diluar kriteria Kristus

11. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Agung - Song of Solomon - Kisah Cinta Gadis Sulam

Seri Kehidupan Kekal 1 - Tempat Tinggal Setelah Sorga? Ukuran Yerusalem Baru

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan